11.10.18

One Day In : Pangkalpinang? Kulinerin aja!

Lepas dari Muntok yang belum khatam saya tulis semuanya, saya pingin share tentang pengalaman sehari di Pangkalpinang. Sebenernya gak sampai sehari sih, tiba di Pangkalpinang jam tujuh malam lalu besoknya jam tiga sore harus nyebrang ke Belitung. Sebenernya waktu di Bangka ini sedikit terburu-buru karena mengejar kapal ferry ke Belitung itu, secara kapalnya cuma seminggu tiga kali keberangkatan jadi harus atur itinerary sebaik mungkin.

Pangkalpinang sendiri adalah Ibukota Provinsi Bangka Belitung, jauh lebih kota daripada Muntok huahahha. Kontras ketika saya pertama dateng setelah kurang lebih empat jam naik Damri (elf), lumayan rame dan lebih kota daripada Muntok. Kulinernya pun lebih kekinian, jadi makanan khas bangka yang tradisional bisa di cari di Muntok sedangkan yang lebih modern bisa cari di Pangkalpinang.

Awal dateng langsung nyari rotpang alias Roti Panggang Bangka, roti jaman dulu dengan isian kacang, coklat, selai, dan sebagainya. Dijalanan harganya cuma duaribu aja dan satu roti itu udah kenyang banget. Gak perlu susah-susah kalau mau cari makanan ini karena menjamur mulai sore sampai malam.

Rotpang 2000 an !

3.10.18

Tanjung Kalian, Saksi Bisu Perang Dunia II

Pantai yang terletak di ujung barat Pulau Bangka ini masih satu lokasi dengan dermaga Tanjung Kalian, Muntok. Sebelumnya tidak ada yang istimewa dari pantai/dermaga ini, sampai akhirnya kami menemukan bangunan setinggi 65 meter yang masih kokoh yaitu mercusuar. Dibangun oleh Belanda pada tahun 1862, mercusuar ini masih berfungsi sampai saat ini guna aktifitas pelayaran serta lampu navigasinya masih berfungsi 24 jam.


Tidak ada tiket masuk untuk menikmati kawasan pantai, tapi kalau mau naik mercusuarnya dikenakan biaya lima ribu rupiah. Perawatan yang dilakukan petugas setempat menurut saya sangat memuaskan, fasilitas umum seperti toilet dan musholla bersih, selain itu di tangga mercusuar banyak dipasang pengharum ruangan jadi apeknya gak berlebihan :) Yah meskipun banyak coretan vandalisme dari tangan-tangan gak bertanggung jawab.