Fyuh. Selepas dari Jogja saya melanjutkan perjalanan menuju Magelang, kota kecil yang juga sangat gak asing akan masa kecil saya. Cukup lama di Magelang dan gak berekspektasi bakal bisa berkunjung ke area-area untuk menyendiri. Eng ing eng, salah total dong, jangan ragukan keajaiban internet dan medsos. Ternyata ajibnya Magelang baru-baru ini mulai banyak diakui di wilayah pelancong Jawa Tengah dan sekitarnya khususnya kawasan Kaliangkrik. Lebih tepatnya lagi, kawasan Kaki Gunung Sumbing
Area Kaliangkrik bisa ditempuh dari tengah Kota Magelang kurang lebih 30-45 menit saja, tapi plis kalau kendaraan kalian gak memadai jangan coba-coba kesini ya curam batsss. Dusun Butuh Kaliangkrik yang mana juga merupakan salah satu basecamp pendakian menuju Gunung Sumbing via Magelang. Baru-baru ini area Dusun Kaliangkrik lumayan kondang lewat julukannya sebagai “Nepal Van Java” karena perkampungan padatnya dan juga pemandangan megahnya Gunung Sumbing dibaliknya. Memang sih terlihat lebih “Nepal” ketika foto/video dibidik lewat drone, indah banget! Tapi gada salahnya dong kalo kita kesana buat lihat lewat mata kepala sendiri hehe.
Beginilah kalau via drone
Berangkat menuju Kaliangkrik udah sore gitu sih jam empatan, ga expect bakal bisa lihat pemandangan yang gimana-gimana karna pasti udah deket sama petang. Kali ini gak sendiri, tapi sama mas karena kebetulan saya dan mas lagi sama-sama di Magelang. Jarang-jarang bro-sis ini bisa pergi bareng bahkan ketika di Malang sekalipun.
Memasuki kawasan Nepal Van Java kita cukup merogoh kocek 3000 rupiah saja tuntuk tiket masuk dan 2000 rupiah untuk biaya parkirnya. Beruntungnya sampai di Desa Butuh masih terang dan masih bisa ngelihat indahnya pemandangan sembari melipir ke tempat yang sepi karena di area tiket masuk dan seterusnya padat orang. Begitulah kalau kawasan udah viral yeu. Kita berdua langsung ambil gambar gak lama-lama lah, meskipun banyak yang enggak kebidik tapi emang sebagus itu! Desanya emang di atas awan!
[caption id="attachment_3078" align="alignnone" width="1600"] Beginilah~[/caption]Setelah itu baru deh coba keliling area “Nepal Van Java”nya alias perkampungannya, terlihat Desa Butuh ini cukup kaget dalam pengelolaan wisatanya. Intinya warga sini belum begitu siap lah kalau desanya menjadi kawasan wisata dadakan terbukti dari minimnya warung dan tempat istirahat lainnya. Tapi ya gitu, ambience desanya masih sangat kental, warganya ramah-ramah banget. Kami berkeliling cukup singkat karena hari sudah mulai gelap.
[caption id="attachment_3079" align="alignnone" width="1600"] Mulai gelap dan berkabut~[/caption]Ohya, medannya memang sebahaya itu sih buat yang pake matic, pikir-pikir lagi lah kalau kesana. Karena waktu turun udah gelap juga, kami berdua hampir blong rem sumpah gamau bayangin kejadian itu, untungnya akamsi setempat memang sigap dan dibagi tugas untuk selalu cek pengunjung ketika naik maupun turun. Setelah menunggu rem yang panas total, kami dianter akamsi sampai Pasar Kaliangkrik. Fyuhh~