21.1.21

Mie Ongklok Longkrang Wonosobo : Fix Gada Obat!

 Pastinya udah ga asing dums sama Dieng Plateau dan segala potensi yang dia punya. Julukan “Negri di Atas Awan” emang ga berlebihan sih, seindah itu gaiss! Nah, kalo denger Mie Ongklok juga jelasnya engga asing juga, udah melekat sebagai identitas Dieng ataupun Wonosobo. Setelah turun dari kawasan Dieng Plateau saya emang niat buat cari mie ongklok yang dirasa otentik karena pengalaman sebelumnya nyobain sekedar yang ada di depan mata aja jadi belum bisa menyimpulkan sebenernya yang bedain mie ongklok sama mie-mie di daerah lain tu apasiii.

Cari Mie Ongklok di Wonosobo memang semudah itu, hampir disetiap sudut menjamur. Nah, waktu itu saya turun menuju Kota Wonosobonya, sedikit menjauh dari kawasan Dieng Plateau. Sesimpel cari mie ongklok terdekat sama lokasi saya waktu itu, tapi sebelum sampai di tempatnya saya nemu salah satu kedai dengan bangunan yang cukup lawas ditambah asap sate yang mengebul dan harum. Waduh, ya langsung belok lah haha, namanya Mie Ongklok Longkrang.

Tidak terlalu ramai tidak terlalu sepi, so so.Tapi gatau ada magnet apa yang menarik saya dan kakak saya buat nyicip tempat ini. Langsung deh pesen dua mangkok mie ongklok sama seporsi sate.

[caption id="attachment_3249" align="alignnone" width="1200"] masih aman dan rapih ya bund[/caption]

Ternyata… WADIDAW ASUOG ENAK PWOLLLLLLLLLLLL. Sama sekali ga kebayang kalo perpaduan gurihnya mie tebal ditambah sayur-sayuran kubis dan daun kucai disiram kuah manis yang kental dan cukup bertekstur dari bumbu kacangnya. Asliiii ga expect kalo se-enak ini perpaduan gurih dan manisnya, siraman kuah kacangnya itulo ya amplop ga ketebak. Suapan pertama langsung liat-liatan dan approved! Fix, gada obat hahaha.

[caption id="attachment_3250" align="aligncenter" width="1200"] Penampakan setelah di obrak-abrik, isiannya melimpah![/caption]

Uniknya menjelajah makanan nusantara ya gini, kadang ada perpaduan yang kita rasa akan ekstrim buat disatukan tapi malah jadi rasa baru yang otentik. Huhu beruntungnya jadi orang Indonesia.

Menikmati semangkok mie ongklok yang masih kemebul ditambah gorengan tempe kemul (sebutan tempe medoan di Wonosobo) dan nyemil geblek (semacam aci digoreng) plus sate daging. Definisi J-O-D-O-H! Apalagi saat itu lagi hujan gerimis. Tapi kalo menurut saya pribadi ni, lebih jodoh lagi kalo satenya sate ayam aja haha karena emang dasarnya kurang suka perdagingan sapi. Harga semangkok mienya ada di harga 9500 rupiah dan seporsi sate daging 25.000 rupiah, masih aman kan buat kantong?

 

Semakin sore semakin rame, kalau dilihat-lihat emang pengunjungnya random, ada tua ada muda, warga lokal dan juga wisatawan. Bisa dipastikan si Mie Ongklok Longkrang ini salah satu yang diakui sebagai kedai yang melegenda di Wonosobo.

Fix, mie ongklok longkrang adalah salah satu tempat untuk kembali kalo ke Wonosobo! Yumiiiiwwwwww!

8.1.21

Berpiknik di Petak Sembilan Dieng Plateau

 It’s 2021 fellassssssss mari kita sambut dengan harapan-harapan serta doa baik. Apa-apa yang cancelled dan belum sempat diwujudkan mari kita tata satu-satu, let’s rock!

So, anyway. Tahun 2020 kemarin bisa dibilang tahun berpiknik buat saya pribadi, salah satu tahun berharga juga untuk bisa memanjakan dan menikmati diri sendiri. Salah satu kegiatan perpiknik asyik yang saya lakukan di kawasan Dieng Plateau ini. Bahkan waktu menuju tempat ini, kawasannya masih dalam pembangunan haha bersyukur banget belum dibuka jadi tempat wisata yang komersil.

Masih dalam rangka berkeliling Jawa Tengah dan sekitarnya, ini adalah kali ke empat saya berkunjung ke kawasan Dieng Plateau. Kali ini ga sendiri tapi sama kakak kandung saya yang sebenernya ga begitu suka diajak halan-halan hahaha.

[caption id="attachment_3158" align="aligncenter" width="4000"] Telaga Warna![/caption]

Mungkin kawasan wisata nya masih tetep itu-itu aja yang pernah saya share di blog ini kaya kawah sikidang, telaga warna yang masih aja ditutup aksesnya sejak terakhir kesini (febuari 2019), dan juga batu ratapan angin. Nah kali ini saya ajak kalian menikmati telaga yang warnanya bisa berubah mulai dari hijau, kuning, sampai warna-warni karena adanya aktifitas vulkanik didalamnya. Nama tempatnya adalah Petak Sembilan, gatau kalau sekarang udah berubah jadi tempat wisata ya, soalnya pengalaman kemarin kesana masih berupa bukit biasa.

Tiket masuk nol rupiah begitu juga dengan parkir, cuma ketika memasuki kawasan Dieng Plateau pasti harus bayar tiket sebesar 25.000 dengan akses masuk ke Gardu Pandang & DIeng Theater ajah, sisanya tetep bayar.

Menuju spot yang saya tuju kita butuh trekking tipis-tipis menuju bukit, ga jauh kok tapi tetep aja ngos-ngosan haha. Waktu itu sekitar pukul 09.00 sih, jadi bisa dibilang waktu yang pas buat makan pagi. Soo.. lesgo kita sarapan sembari nobar keindahan telaga vulkanik ini!

[gallery columns="2" size="full" ids="3162,3160,3163,3161"]

Piknik kali ini dengan tema jajanan pasar Magelang dan sekitarnya yang sukar saya temui di Malang. Kaya kue kura-kura, gethuk wangi, dan jajajan-jajanan aneh lainnya. Setelah puas berpiknik dan ambil gambar sebanyak-banyaknya, bawa turun lagi sampahnya jangan ditinggal, dzolim taukkkk!!!

[caption id="attachment_3164" align="alignnone" width="3264"] Telaga Warna versi wide[/caption]

Jadi, kapan mau piknik bareng akyu? Hehe.